
Menurut para ahli pengobatan, ternyata cacing tanah ini telah lama digunakan untuk menyembuhkan berbagai penyakit kronis, terutama untuk penyakit tifus, bahkan telah diramu dalam bentuk kapsul, maupun dikeringkan. Biasanya tersedia di toko-toko China.
Saya mencoba mencari informasi dari beberapa literatur, bahkan berwawancara langsung dengan para pengguna maupun pengelola pengobatan alternatif ini. Hasilnya, saya sajikan dalam tulisan berikut ini. Mudah-mudahan ada manfaatnya.
Cacing tanah, ternyata bukanlah hewan yang asing bagi masyarakat kita, Hewan ini tampak begitu lunak dan bagi sebagian orang menganggap sangat menjijikan. Akan tetapi hewan ini mempunyai potensi yang sangat besar bagi kehidupan manusia. Cacing tanah termasuk hewan tingkat rendah karena tidak mempunyai tulang belakang (invertebrata). Di Indonesia, cacing tanah dikenal ada tiga jenis, yaitu cacing kalung, cacing merah, dan cacing koot.
Peranan cacing tanah ini sebenarnya telah diketahui sejak dahulu kala. Seorang ahli Yunani, Aristoteles, banyak menaruh perhatian terhadap cacing tanah. Ia menyebut cacing tanah adalah perutnya bumi.
Pada tahun 69-30 Sebelum Masehi, ratu cantik Cleopatra yang saat itu berkuasa di Mesir melarang bangsa Mesir memindahkan cacing tanah ke luar dari Mesir, bahkan petaninya dilarang menyentuh cacing sebab pada zaman itu cacing tanah dianggap sebagai Dewa Kesuburan.
Dalam catatan klasik Tiongkok, cacing tanah disebut tilung atau naga tanah. Cacing ini sejak dahulu kala mereka gunakan dalam berbagai ramuan untuk menyembuhkan bermacam-macam penyakit
yg dibutuhkan pembaca adalah ulasan secara ilmiah nya
BalasHapus